Dalam perkembangan selanjutnya yaitu antara abad XVII – XX, Indonesia mengalami masa penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Barat dan Jepang. Dalam periode penjajahan Barat, bangsa Indonesia terlibat dalam perjuangan fisik untuk mengusir penjajah, sehingga melahirkan pahlawan-pahlawan dan pejuang-pejuang bangsa yang tak terbilang jumlahnya, seperti Sultan Agung, Sultan Hasanudin, Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Cut Nya Dien, Sisingamangaraja XII dan sebagainya.
Perlawanan terhadap penjajahan Barat tersebut terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia, namun belum terkoordinasikan dengan baik dimana perjuangan masih bersifat kedaerahan, sehingga belum berhasil mengusir penjajah. Sementara itu bangsa Indonesia mulai menyadari bahwa disamping perjuangan fisik, harus dipikirkan pula mengenai perlawanan dalam bentuk lain, yaitu perjuangan non pisik untuk menyadarkan bangsa Indonesia mengenai pentingnya hidup bernegara dan berbangsa.
Maka muncullah berbagai bentuk organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial yang dipelopori oleh
berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Karena Budi Utomo merupakan pelopor gerakan Nasional, maka pada tanggal
20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Selanjutnya lahirlah perintis-perintis pergerakan nasional, seperti HOS Tjokroaminoto, Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantoro, Dr. Tjipto Mangunkusumo dan lain-lainnya. Para perintis kemerdekaan mulai merintis jalan untuk menuju cita-cita perjuangan yaitu Indonesia merdeka, melalui organisasi-organisasi yang didirikannya.
Perjuangan pergerakan mereka mulai menampakkan hasilnya dengan diselenggarakannya kongres pemuda yang menghasilkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada waktu itu pemuda-pemuda Indonesia yang dipelopori antara lain oleh Mr. Muh. Yamin, Kuntjoro Purbopranoto, Wongsonagoro dan lain-lain; mengumandangkan Sumpah Pemuda yang berisi ikrar dan pengakuan adanya satu bangsa, satu tanah air dan bahasa yang satu, Indonesia. Dengan sumpah pemuda itu tegaslah apa yang diinginkan oleh bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan tanah air dan bangsa.
Adapun perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah Barat merupakan implementasi nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.